Bondowoso di Bali
Dibalik kecantikan etalase JendraNath, ada sebuah tim solid yang bernama Tim Bondowoso. Merekalah para pengrajin kayu yang tidak termanfaatkan menjadi segala hal yang berfungsi dan nampak indah. Mas Heri sebagai ketua tim ini merupakan bagian dari Tim Pewujud Mimpi. Dia membawa 4 kawan lainnya dari Pagerharjo untuk membbuat JendraNath seperti sekarang dalam waktu 2 hari. Semua orang tidak percaya, “wah itu tidak munkin”, “khayalan, seperti dongeng Bondowoso”, dan lainnya. Namun banyak juga yang justru semakin bersemangat dengan komitmen Tim Bondowoso untuk mewujudkan etalase JendraNath yang berbeda dari etalase biasanya.
Tim Bondowoso membawa seluruh alat dan bahan pokok yaitu kayu dari Kulon Progo. Ah itu sudah diperbincangkan dan ditimbang dengan penuh perhitungan. Paling untung yang itu sudah. Namanya juga kita mau membuka bisnis, ya pastilah mencari yang paling murah, paling baik, dan mudah. Tim Bondowoso sampai di Bali pada 17 November 2019, di hari yang sama dengan truk pembawa bahan, bedanya tim datang siang hari, truk datang sore menjelang malam.
Bongkar!!!!! Yak, untuk memasang, harus dibongkar dulu. Pembongkaran bahan dilakukan bersama saling membantu. dua orang di atas truk, dua orang menerima kiriman dari atas truk, 1 orang merapihkan di bawah agar terlihat jelas stok bahan dan pastinya mudah untuk dikelola. Manajemen yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik. Saatnya bergerak!
Benar saja doooonggg, baru 2 hari, semua sudah jelas terlihat. Tim Bondowoso bilang itu sudah 70%, padahal beberapa orang menyangka itu sudah 100%. Artinya memang sudah bagus, layak menjadi etalase. Entah bisa cepat karena dikejar waktu atau karena kemampuannya sudah diatas batas normal. Setiap pagi briefing untuk pembagian kerja, malam juga diselesaikan dengan evaluasi dan menyusun rencana untuk besok hari. Selalu bertambah masukan dari Tim Pewujud mimpi maupun kawan lain yang memantau melalui WAG. Bambu disusun sedemikian rupa menjadi seperti sebuah jala. Kayu ditata rapih seperti lapisan cokelat yang lezat, tali ijuk diikat-ikat menjadi seperti rumah laba-laba. Memang butuh seni, juga fungsi.
Terlihat bagus tapi tidak berfungsi dengan baik ya kayak ATM yang tidak bisa dipakai. Fungsinya baik tapi tidak indah juga membosankan. Banyak apresiasi yang ditujukan pada Tim Bondowoso. Beberapa orang yang menyangka itu tidak akan selesaipasti hanya nyengir aja, “eh ternyata”. Oh ya, bahkan Ambon yang datang pada tanggal 19 November mengamati dengan singkat ikut terkagum. Misalnya, di pagi hari ketika dia pergi mencari sarapan dan melewati etalase JendraNath mengucap “ah ini mah malam nanti juga belum jadi, meja saja masih baru motongin kayu”, sepulangnya dari sarapan masih belum percaya “oh, masih begitu bentuknya”, ketiga kali ketika melewati etalase JendraNath langsung kaget “wow! Sudah selesai, bahkan ini belum sore”. Hayolooooohh mau bilang apa lagi?
Tim Bondowoso membuat JendraNath dalam dua ruangan. Sebuah ruangan untuk memajang produk-produk kering dari masyarakat adat, mulai jenis bunga-bungaan, daun-daunan, tepung-tepungan, hingga kerajinan tangan. Sebuah ruangan di sebelahnya menyediakan seduhan kopi yang bisa dinikmati langsung di tempat duduk buatan Tim Bondowoso. Sambil duduk di bangku dari kayu cengkeh, minum kopi, makan kukis sagu, baca buku atau mengerjakan tugas, dengerin musik. Udah deh, nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Mempersiapkan sebuah tempat bekerja itu hal yang paling penting untuk mewujudkan mimpi. Tempat yang nyaman, dengan partner yang menyenangkan, dukungan dari banyak pihak. Kerja sendiri itu sulit. Kaki saja kudu berdua, kalau satu pasti butuh bantuan tongkat untuk berjalan dengan baik.
Find us at https://goo.gl/maps/r7q5TEKd4uN3LgG1A
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
ReplyDeletehanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^