JendraNath Telah Lahir
Ruwi (adat Jogja) dan Ve (adat Bali) |
Hari itu sungguh yang ditunggu
oleh bantak orang, orang Bali, dan juga orang di luar Bali yang telah merencanakan kelahiran JendraNath. Kawan-kawan di Papua ikut deg-degan, memikirkan kukis sagu
akankah selamat (tidak remuk) sampai di Bali. Kawan-kawan di Kalimatan Barat
ikut sibuk menyiapkan tengkawang yang harus dikirimkan ke JendraNath. Kawan dari Jogja yang mempersiapkan untuk fisik etalase JendraNath sampai membawa bahan baku dengan sebauh truk, merekalah Heri dan kawan-kawan yang kemudian kami sebut Tim Bondowoso, karena tantangan untuk membuat JendraNath berfungsi hanya dalam waktu 2 hari. Juga
kawan di Bogor yang ikut memikirkan. Juga kawan-kawan di Kalimantan Timur, Kupang, Lampung, Jawa Barat. Semua orang sibuk dan saling
berkoordinasi. Terimakasih teknologi, karena telah menyatukan dalam jarak jauh. Pada hari itu, acara dimulai
dengan upacara tentunya mengikuti adat Bali. Tepat 20 November 2019, di hari yang baik sesuai dengan perhitungan Bali, walaupun tentunya semua hari itu hari baik, tergantung bagaimana kita memaknainya setiap hari.
Banyak orang datang, kira-kira
200an orang, di Geo Open Space. Eh itu banyak apa sedikit sih? Pokoknya terlihat
ramai. Orang-orang duduk manis dan mendengarkan banyak patah kata dari para
pembicara, hingga tengah hari. Setelah selesai, mereka berpencar ke sana
kemari. Ada yang melihat-lihat bunga yang dijual oleh petani bunga, melihat
kerajinan nusantara yang dipamerkan oleh Gerai Nusantara, mencicip gelato yang
terbuat dari bahan organik, makan siang sajian GBO, serta pastinya ke JendraNath karena penasaran mulai
dari namanya, dekorasi tempatnya, sampai produk yang kami pamerkan.
Penunggu JendraNath sengaja
mengenakan pakaian adat Nusantara agar terlihat lebih elegan. Ve menggunakan
adat Bali, Ruwi dengan adat Jogjanya, Rita juga Jogja, dan beberapa lainnya
mengkombinasikan pakaian adat dari seluruh Nusantara. JendraNath menjelaskan
dengan baik kepada setiap pengunjung. Mencoba mengenalkan produk yang
dihasilkan oleh masyarakat adat, entah pangan maupun non pangan. Karena tidak semua orang mengenal produk lokal yang dihasilkan oleh tetangganya, saudaranya, kampung sebelahnya, apalagi pulau di sekitarnya.
Sebagian produk pangan kami
icip-icipkan ke mereka yang terlihat penasaran dengan produk yang kita tampilkan. Produk non-pangan
mereka kenakan dan untuk foto-foto, ada anjat dari rotan, noken dari kulit kayu melinjo atau kulit kayu mahkota dewa, serta dari bambu. Menjadi kesenangan tersendiri ketika produk
JendraNath dikenal, apalagi dibeli oleh pengunjung. Semua perwakilan produk
dari masing-masing lembaga yang mengirimkan produk ke JendraNath terjual, walaupun
jumlahnya tidak merata. Itulah hal yang masih perlu kami pelajari, bagaimana membuat produk terjual, edukasi publik dan edukasi produsen keduanya sama penting. Tentunya deal transaksi ujung tombaknya.
JendraNath punya cara lain untuk mengemas. Kami tampilkan produk dalam toples kaca besar agar terlihat, kemudian pembeli bisa membelli berapapun yang dia butuhkan. Hal tersebut dilakukan sebagai cara mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai, kami kemas menggunakan besek yang terbuat dari bambu. Serta berlatih agar konsumen tidak menyisakan produk yang telah mereka beli, karena mereka dapat membeli sejumlah yang mereka butuhkan.
Kami beritakan kepada kawan-kawan melalui grup WA mengenai banyak hal yang terjadi ketika pembukaan JendraNath, banyak orang bergembira ria. melihat foto yang kami kirimkan beserta ulasannya. Kami tahu, mereka pasti ingin datang ke sini, tapi nanti dulu saja, agar kita berbagi tugas. Produksi itu tidak mudah loh, memerlukan ketrampilan khusus dan menemukan kekonsistenan rasa (untuk pangan) dan tampilan (untuk pangan dan non-pangan). Belum lagi masalah pengiriman barang, untuk membuat barang terkirim dengan baik, selamat sampai tujuan, itu juga perlu trik khusus yang harus selalu kita pelajari, menemukan jasa pengiriman yang paling murah, cepat, atau paling baik, membungkus barang dengan aman, dan lain-lain.
Kawan-kawan yang berproduksi juga semestinya sekaligus mendokumentasikan kegiatan produksinya serta resep dan cara membuatnya. Hal itu menjadi pinting untuk mendukung kawan lain yang bertugas memasarkan produknya. Karena untuk menjual produk, JendraNath menganut azas keterbukaan, agar terjalin kepercayaan konsumen dengan syarat informasi yang kita berikan sepenuhnya benar.
Setelah itu, kawan-kawan yang bersedia mengurus fisik JendraNath juga harus teliti dalam melakukan kurasi barang. Barang apa yang layak dipamerkan dan mana yang harus diimprove agar memiliki nilai jual yang tepat. Selain itu juga harus memikirkan bentuk etalase yang tepat, cara kerja yang efektif efisien, mengemas barang agar konsumen tertarik, dan membuat konsumen teredukasi tentang barangnya, dan yang pastinya menghitung apakah JendraNath mendapatkan keuntungan atau justru merugi. Semua orang berperan dalam pembentukan JendraNath ini.
Konsumen Sari Jampi |
Kopi dari seluruh Nusantara |
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
ReplyDeletehanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^